Galeri Foto

Rabu, 07 Oktober 2015

RENCANA MUSEUM LIYANGAN

Sebuah desa metropolitan abad ke 6 Masehi zaman Mataram Kuno ditemukan tahun 2008 di ketinggian 1.200 lereng gunung Sindoro tepatnya di dusun Liyangan desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Sugeng Riyanto Arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta menyampaikan bukti usia situs Liyangan tersebut berdasarkan analisis karbon temuan bambu kuno oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional ( BATAN), menunjukkan bahwa bambu tersebut berasal dari abad ke 6, satu abad lebih tua dari Borobudur yang dibangun pada abad ke 7.
Liyangan dihuni dalam kurun waktu 4 abad, dengan peradaban yang telah maju, masyarakatnya telah mampu membangun candi dengan struktur yang kompleks, dan perkampungan yang dilengkapi bangunan infrastruktur seperti jalan batu, saluran drainase, talud pengaman yang baik. Masyarakat Mataram Kuno Liyangan juga telah mampu membuat barang barang gerabah, alat alat rumah tangga dan alat pertanian, serta temuan keramik zaman Dinasty Tang dari negeri Tiongkok kuno menandakan Liyangan masa itu sudah berinteraksi dengan dunia luar.

Jumat, 25 September 2015

CANDI GONDOSULI


Gondosuli sebuah desa di lereng  gunung Sumbing tepatnya di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung, menuju desa ini tidaklah sulit, sebab akses jalan menuju desa bisa dilalui kendaraan. Untuk ke lokasi  Desa Gondosuli menempuh jarak sekitar 12 Km dari pusat kota Temanggung, tepatnya dari lokasi RSK Ngesti Waluyo Parakan berjalan kearah selatan menyusuri jalan di lereng Gunung Sumbing lebih kurang 3 Km.
Ada yang menarik di Gondosuli, di tengah permukiman penduduk di desa itu terdapat sebuah reruntuhan candi peninggalan zaman Mataram Kuno yang dinamakan Candi Gondosuli.

Berdasarkan catatan candi ini didirikan oleh Dang Karayan Pu Palar pada tahun 754 Saka atau 832 Tarikh Masehi, Candi Gondosuli menempati areal seluas 4.992 M, sebagai bangunan suci persembahan untuk Sang Hyang Wintang. Namun Candi Gondosuli sudah tidak berujud sebagai bangunan utuh seperti Candi Borobudur maupun Candi Prambanan, melainkan reruntuhan pahatan batu andesit, dengan berbagai bentuk seperti lingga dan yoni, patung lembu, serta sebuah prasasti tidak jauh dari lokasi, yang menandai ihwal bangunan candi tersebut.

Kamis, 21 Mei 2015

SITUS LIYANGAN LEBIH TUA DARI BOROBUDUR



Sebuah perkembangan baru tentang situs Liyangan, baru-baru ini (Rabu, 20/05/2015) Tim Peneliti dari Badan Arkeologi Jogjakarta mengeluarkan pernyataan, bahwa situs Liyangan yang berada di desa Purbasari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung adalah temuan pemukiman kuno yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Bahkan, menurut Sugeng Riyanto ketua Tim Peneliti, usia situs ini lebih tua dibanding Candi Borobudur Magelang.

Selasa, 19 Mei 2015

GEDUNG EKS KAWEDANAN PARAKAN UNTUK MUSEUM BAMBU RUNCING



Kota Parakan tidak dapat dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa, dari kota kecil di lembah Sumbing-Sindoro ini pada tahun 1945 telah mengobarkan semangat para pemuda pejuang dalam mengusir pendudukan penjajah pasca proklamasi kemerdekaan. Sejak perlucutan senjata Dai Nippon (September 1945) kota Parakan sangat identik dengan semangat Bambu Runcing, berawal dari sugesti beberapa Kyai karismatik seperti KH Subchi, KR Sumodihardho, KH Abdurrahman, Kyai Ali dan beberapa ulama terkemuka Parakan, berkobarlah semangat jihad  para pemuda. Para Kyai tersebut membekali pemuda dengan do’a, asma’ banyu wani (air putih yang diberi do’a) dan senjata bambu runcing (Oktober 1945). Sungguh peralatan perang yang tidak sepadan dengan senjata musuh yang modern, namun betapapun canggih senjata musuh tetap tidak dapat mengalahkan semangat jihad pemuda dalam membela bangsa. Dan kabar tentang keampuhan Bambu Runcing cepat menyebar ke segala penjuru, sejak saat itu ribuan pejuang dari berbagai daerah datang ke kota Parakan untuk menyepuh senjata Bambu Runcing (November 1945).

Rabu, 29 April 2015

JATENG TERANCAM DARURAT SAMPAH



Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso mengatakan bahwa, dalam 10 tahun ke depan, Jawa Tengah diperkirakan darurat sampah. Setiap hari sekitar 16.628 meter kubik sampah diproduksi di provinsi ini, namun  tidak diimbangi dengan kemampuan pengelolaan, hanya 11.108 meter kubik yang terkelola perhari, sedangkan sekitar 5.000 meter kubik belum dapat dikelola. Sebuah analisis bahwa daya tampang 35 tempat pembuangan akhir (TPA) di seluruh Jawa Tengah hanya 63,50 juta ton.

Senin, 27 April 2015

ADIPURA KENCANA PRESTASI ATAU PRESTIGE


Adipura adalah penghargaan penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup bagi kota-kota di Indonesia yang dinilai berhasil dalam pengelolaan kebersihan dan lingkungan hidup. Dalam pemberiannya, Adipura dikategorikan dalam empat kategori yaitu kota metropolitan (berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa), kota besar (500.001-1.000.000 jiwa), kota sedang (100.001-500.000 jiwa), dan kota kecil (kurang dari 100.000 jiwa). Pengertian kota dalam penilaian Adipura bukanlah kota otonom, namun bisa juga bagian dari wilayah kabupaten yang memiliki karakteristik sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu.
Pada tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup telah melakukan evaluasi dengan meningkatkan nilai ambang (Passing Grade) di banding tahun sebelumnya. Akibatnya, jumlah penerima Adipura mengalami penurunan dibanding tahun 2013 silam. Harapannya dengan peningkatan itu, Adipura yang didapat benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Penghargaan Adipura ini diberikan kepada 101 kota di Indonesia. Ke-101 kota tersebut terbagi dalam dua tingkatan yaitu peraih Adipura Kencana, sebanyak 15 kota dan peraih Anugerah Adipura sebanyak 86 kota. Di samping itu jutga terdapat 32 kota dan kabupaten penerima Piagam Adipura dan Anugerah sarana dan Prasarana Kota Terbaik 2014. Diharapkan bagi kota-kota yang pernah meraih Adipura sebelumnya untuk dapat meningkatkan perstasinya dengan meraih Adipura Kencana pada tahun berikutnya.
Adipura Kencana adalah penghargaan Adipura tertinggi. Penghargaan ini diberikan kepada kota-kota yang yang melampaui batas pencapaian dari segi pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan tanah, perubahan iklim, sosial, ekonomi serta keanekaragaman hayati.

Selasa, 21 April 2015

FESTIVAL DAN BAZAR DURIAN NGROPOH 2015


Selasa 21 April 2015, untuk kedua kalinya Festival dan Bazar Durian Ngropoh diadakan. Bagi warga Temanggung tentu sudah tidak asing lagi dengan durian lokal asli Desa Ngropoh Kecamatan Kranggan Temanggung. Durian Ngropoh mempunyai kelebihan dan ciri khas tersendiri, daging buahnya tebal dan pulen dengan rasa manis sedikit pahit serta aroma yang harum. 
Tujuan diselenggarakan festival ini adalah untuk memperkenalkan dan menaikkan pamor durian lokal asal Ngropoh tersebut kepada khalayak ramai.

TAHUKAH ANDA BAHWA TANGGAL 22 APRIL ADALAH HARI BUMI ?



Hari ini, Rabu 22 April 2015 memang tidak banyak orang yang tahu kalau dunia tengah memperingati Hari Bumi. 
Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tanggal 22 April 1970, bertepatan pada musim semi di belahan bumi utara dan musim  gugur di belahan bumi selatan. Hari Bumi dirayakan setiap tahun secara internasional pada tanggal tersebut, Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang dihuni manusia dan berbagai mahluk hidup lain. Sebelumnya seorang aktivis perdamaian John Mc Connell juga pernah mencanangkan tradisi Hari Bumi di PBB pada tanggal 20 Maret 1969, hari dimana matahari tengah berada tepat di atas khatulistiwa, yang sering disebut March Equinox. Namun sekarang tercatat 175 negara merayakan pada 22 April, yang dikoordinasikan secara global oleh Earth Day Network.

Rabu, 08 April 2015

USULAN GEDUNG KESENIAN TEMANGGUNG



Seorang pelaku seni Temanggung pernah mengatakan bahwa kesenian di republik ini belum mendapat tempat yang layak, terpinggirkan dan masih dipandang sebelah mata. Salah satu indikatornya bisa dilihat dari minimnya fasilitas yang dibangun pemerintah berupa prasarana dan sarana kreativitas para seniman. Agaknya pemerintah terkesan alergi terhadap keberadaan seniman, kalaulah ada yang mau membangun gedung kesenian atau taman budaya, tempatnya juga berada di pinggiran yang tidak strategis, jauh dari keramaian, padahal mestinya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Selasa, 07 April 2015

CERITA DARI PETILASAN ANGLINGDARMA, DESA BOJONEGORO, KEDU



Legenda Anglingdarma tentu sangat familier dengan kultur sosial masyarakat Jawa, Anglingdarma diyakini sebagai titisan Bathara Wisnu yang lahir dari Dyah Pramesti putri Prabu Jayabaya. Saat dewasa Anglingdarma membangun kerajaan Malawapati dan memboyong ibunya kerajaan barunya. Anglingdarma berpermaisuri Dewi Setyawati putri Resi Maniksutra, dan kakak Dewi Setyawati bernama Batikmadrim diangkat menjadi patihnya.
Suatu saat Anglingdarma harus melakukan lelana bratha karena mengingkari janji sehidup semati dengan istrinya, saat istrinya melakukan pati obong Anglingdarma urung mengikutinya. Dalam perjalanan berkelana meninggalkan istana Anglingdarma dikutuk oleh tiga putri siluman menjadi seekor belibis putih yang membawanya terbang ke Bojonegoro bertemu dengan Dewi Ambarwati putri Prabu Dharmawangsa, Dewi Ambarwati jatuh cinta kepada sang belibis putih karena bila malam hari berubah wujud menjadi pemuda tampan, hubungan asmara kedua insan itu menyebabkan sang putri hamil dan membuat Prabu Dharmawangsa murka, maka diutuslah seorang pertapa bernama Resi Yogiswara untuk mengalahkan belibis putih yang sakti. Belibis sakti akhirnya dikalahkan dan kembali berubah wujud menjadi Anglingdarma sedangkan Resi Yogiswara berubah wujud menjadi Batikmadrim yang memang akan menjemput Anglingdarma, karena masa hukuman lelana bratha sudah selesai.
Maka diboyonglah Dewi Ambarwati ke Malawapati untuk menjadi permaisuri. Begitulah cerita singkat tentang Prabu Anglingdarma, lalu korelasinya dengan tulisan dalam blog ini adalah bahwa di desa Bojonegoro Kecamatan Kedu Temanggung ada sebuah situs yang oleh masyarakat setempat dipercaya sebagai petilasan Prabu Anglingdarma.

SINAU KEDAULATAN BERSAMA CAK NUN DI ALUN-ALUN TEMANGGUNG (PART 2)

Masih sinau kedaulatan bersama Cak Nun dan Kyai Kanjeng dalam rangka menyambut musim tanam tembakau di alun-alun Temanggung lanjutan Jum'at (03/04/2015) malam kemarin. Hadir di hadapan ribuan warga Temanggung dalam acara tersebut para pejabat seperti yang terlihat di panggung Bupati Temanggung Bambang Sukarno, Wakil Bupati Irawan Prasetyadi, Dandim 0706 Temanggung Letkol Inf. Ganardyto Herry K, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya. Bersama bershalawat dengan iringan kelompok Kyai Kanjeng.

Senin, 06 April 2015

SINAU KEDAULATAN BERSAMA CAK NUN DI ALUN-ALUN TEMANGGUNG (PART 1)

Jum'at (03/04/2015) hujan turun sepanjang petang hari tak menyurutkan warga Temanggung, lebih-lebih para petani tembakau hadir ke alun-alun kota Temanggung untuk melakukan mujahadah bersama, menyambut musim tanam tembakau 2015 ini. Emha Ainun Najib atau akrab dipanggil Cak Nun sang kyai mbeling yang juga budayawan itu rupanya menjadi magnet dalam acara bertajuk Mujahadah Bersama Sambil " Sinau Kedaulatan Bersama Cak Nun dan Kyai Kanjeng " yang diselenggarakan Pemkab. Temanggung bekerjasama dengan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung, malam itu Cak Nun dihadirkan bersama kelompok Kyai Kanjengnya.

Rabu, 01 April 2015

SUSAH JUGA RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA



Pedagang Kali Lima (PKL) dimanapun tempatnya selalu saja menjadi persoalan yang tidak ada habisnya, anggapan menjadi biang keladi kesemrawutan, mengganggu kebersihan, keindahan dan ketertiban kota, dan lain sebagainya predikat yang disandang PKL ini, sisi lain juga jujugan warga masyarakat yang menginginkan kemudahan akses berbelanja tanpa harus masuk pasar, atau lokasi jual beli yang legal.
Menjamurnya PKL menjadi fakta tumbuhnya usaha masyarakat kecil mencari penghidupan di zaman yang serba sulit ini, PKL memang tidak harus dibrantas, namun akan lebih bijak bila difasilitasi, dengan maksud diatur dalam sebuah lokasi yang semestinya sehingga mereka bisa terus berusaha namun lebih dapat tertata rapi dan tertib, atau dalam istilah lain direlokasi.


Selasa, 31 Maret 2015

BBM NAIK TARIF ANGKUTANPUN NAIK, PIYE JAL ?



Kenaikan BBM sangat terasa sekali bagi rakyat kecil, karena sudah menjadi kebiasaan akan diikuti naiknya harga semua kebutuhan pokok, sejak kemarin Senin (30/032015) tarif angkutan sebagai sarana transportasi massal di kalangan bawahpun ikut-ikutan naik, jadi makin sulit saja hidup di era sekarang.
Para pelaku usaha angkutanpun berkilah naiknya tarif ini merupakan penyesuaian dengan naiknya harga BBM, menyusul pengumuman pemerintah yang menaikan harga BBM rata-rata Rp. 500 perliter.  
 
JENIS BBM
HARGA LAMA/ LITER
HARGA BARU/ LITER
Solar
Premium RON 88
Rp. 6.400,00
Rp. 6.900,00
Rp. 6.900,00
Rp. 7.400,00


SMA 2 TEMANGGUNG WAKIL INDONESIA DALAM THE 2ND SCHOOL AWARD ASEAN 2015

Sebuah tantangan tidak ringan sekaligus kebanggan juga bagi warga Temanggung, kali ini SMA 2 Temanggung akan menjadi wakil Indonesia dalam The 2nd Eco School Award atau Lomba Sekolah Adiwiyata tingkat ASEAN ke 2 tahun 2015.

Minggu, 29 Maret 2015

ANDAI SAJA ADA KAMPUNG WISATA DI POSONG



SEKEDAR WACANA:
Sudah beberapa traveler memberikan komentar dan mengakui eksotika panorama abadi Posong, sebuah destinasi wisata yang dapat diandalkan Kabupaten Temanggung, sudah saatnya otoritas setempat memberikan perhatian penuh pada potensi wisata ini. Hampir tiap hari Posong tidak pernah sepi dari pengunjung, sebab tempat ini sangat mudah sekali dijangkau dengan mobil maupun motor yang bisa sampai di lahan parkir obyek wisata ini, tanpa harus jalan kaki, kecuali kalau memang ada yang ingin sambil olah raga hicking.
Bagi yang belum mengetahui ada sekedar informasi tentang Posong, berada di punggung Gunung Sindoro pada ketinggian sekitar 2.000 m DPL, tepatnya di desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.

Rabu, 25 Maret 2015

TUBING MENGARUNGI KALI PROGO, SIAPA TAKUT .... ?



Kali Progo secara geografis dipandang sebagai sungai yang paling unik, karena diantara sungai lain di Pulau Jawa hanya Kali Progo yang mengalir ke laut selatan, sedangkan yang lain mengalir ke laut Jawa, mata air Kali Progo berada di hutan wisata Jumprit, tempat pengambilan air suci setiap hari raya Waisyak. Semenjak dari hulu sampai hilir kali Progo telah memberi berkah kepada masyarakat sepanjang sungai itu, selain mengairi persawahan juga menyediakan aneka biota air, seperti ikan dan sebagainya yang mencukupi kebutuhan bukan hanya petani namun juga nelayan lokal.
Kali ini kali Progo menambah manfaat baru sebagai destinasi wisata yang dapat memacu andrenalin, bagi siapapun yang ingin tantangan alam kini telah ada komunitas anak muda yang akan memfasilitasi anda menyalurkan hoby bertualang menyusuri aliran Progo dengan atraksi Tubing.

Senin, 23 Maret 2015

MENCARI IDENTITAS KOTA TEMANGGUNG DENGAN KEARIFAN LOKAL



SEKEDAR OPINI:
Secara hipotetik, pertumbuhan dan pengembangan kota-kota kecil di Indonesia, dari masa ke masa tak lepas dari perkembangan kota Jakarta, sah-sah saja kalau Jakarta dijadikan parameter daerah. Padahal dalam sebuah studi kasus, identitas kota Jakarta sendiri telah perlahan tergerus sejak pengembangan kota Batavia (1937), hilangnya ruang terbuka yang sarat wajah asli Betawi, diiringi degradasi budaya lokal telah membentuk Jakarta menjadi kota modern yang kehilangan identitasnya. Jadi apa yang diharap dari sebuah kota seperti Jakarta untuk dijadikan tolok ukur dalam konteks membangun kota yang memiliki identitas lokal.
Belum terlambat bagi kota Temanggung, yang saat ini masih dalam proses pengembangan kota untuk berpacu dengan kota-kota lain, apalagi dipicu dengan mengejar citra kota Adipura. Banyak sarana dan prasarana (infrastruktur) kota yang mesti dibangun di Temanggung, dengan satu catatan boleh berkembang sebaik mungkin, yang penting tidak meninggalkan karakteristik daerah sebagai identitas lokal.

Minggu, 22 Maret 2015

LEDAKAN BOM DI TEPI KALI PROGO



Minggu (08/03/2015), ditengah hebohnya issue terorisme, serta munculnya gerakan radikal seperti ISIS, dengan segala aksinya yang meresahkan, siang bolong jam 12.45 di tepian Kali Progo Temanggung tiba-tiba dikejutkan dengan sebuah ledakan keras terdengar dalam radius 1 KM, diikuti dengan asap hitam membumbung ke angkasa.
Itulah proses pengamanan benda berbahaya berupa mortir aktif yang dilakukan oleh Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Brimob Polda Jateng.

Kamis, 19 Maret 2015

APA KABAR PEMBANGUNAN PASAR LEGI PARAKAN ?



Apa kabar, sudah sejauh mana progres pembangunan Pasar Legi Parakan ?, kira-kira begitu pertanyaan warga Temanggung dimanapun berada. Setelah bertahun-tahun masyarakat khususnya Parakan berharap agar pasar peninggalan jaman Belanda itu dibangun, sekarang saat dilaksanakan pembangunan kembali berharap kapan selesainya, satu pertanyaan yang wajar terjadi pada orang awam.
Memang cukup beralasan pertanyaan itu terlontar, masalahnya pada minggu ketiga bulan Maret ini pembangunan Pasar Legi mengalami keterlambatan 5% dari target yang ditentukan, ini yang membuat pusing khususnya bagi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Rabu, 18 Maret 2015

MENYAMBUT MUSIM TANAM TEMBAKAU 2015




Ketika banyak orang meributkan bahaya rokok yang berbahan baku tembakau, masyarakat di lereng gunung kembar Susi (Sumbing–Sindoro) Kabupaten Temanggung justru menganggap tanaman tembakau sebagai berkah, bukan hanya petani saja yang berharap panen emas tembakau, namun masyarakat di wilayah Kabupaten Temanggung ikut menikmati limpahan rejeki dari emas hijau tersebut.
Bayangkan setiap panen raya para petani akan berlimpah rejeki dari hasil penjualan tembakau, sudah menjadi tradisi mereka lalu membelanjakan uangnya untuk membeli aneka kebutuhan konsumtif, inilah yang dinanti para pedagang di kota dari para petani yang tengah panen rupiah.

BANK SAMPAH “ KENCANA ASRI “ PURI KENCANA




Sebuah embriyo mulai tumbuh menjadi lembaga, ini patut diacungi jempol tanda salut. Ketika Badan Lingkungan Hidup ( BLH ) berkolaborasi dengan Bidang Tata Kota Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) menawarkan program Bank Sampah, sebuah komunitas kecil yang disebut Kelompok Swadaya Masyarakat Sadar Lingkungan di Perumahan Puri Kencana Temanggung langsung bereaksi cepat, menyambut dengan antusias,  merespon tawaran tersebut dengan membentuk Bank Sampah dengan nama “ Kencana Asri “, menyusul bank sampah “ Berkah Taper “ Perumahan Tawangsari yang telah lebih dahulu terbentuk.

Senin, 16 Maret 2015

AKANKAH TEMANGGUNG MENUJU KOTA HIJAU ?



OPINI, ini sebuah tantangan ke depan tidak hanya untuk kota Temanggung, namun untuk kota-kota lain di Indonesia, fakta tekanan urbanisasi yang terjadi akhir-akhir ini dapat memicu degradasi kualitas lingkungan berbarengan dengan eksternalitas negatif seperti banjir, kemacetan, kekumuhan dan krisis infrastruktur.
Perubahan iklim ( climate change ) dan makin terbatasnya sumberdaya pendukung ( finite resources ) ada baiknya dijadikan sebuah parameter, betapa dampak dari semua itu mulai dirasakan belakangan ini, upaya mitigasi dan adaptasi harusnya diprogramkan pemerintah kota/ kabupaten dengan baik dalam arus utama pembangunan kota, demikian juga pola produksi dan konsumsi sumberdaya perlu dikembangkan dengan cara yang smart dan efisien, sehingga telapak ekologis wilayah dapat dipertahankan. 

Kamis, 12 Maret 2015

KALI BRANGKONGAN SAYANG YANG MALANG



Teringat masa kecil, sepulang sekolah saya sering rame-rame berenang di kedung Kali Brangkonan, saat itu airnya bersih dan jernih, sambil mandi bisa menangkap udang atau ikan uceng yang banyak bersembunyi di balik bebatuan.
Selasa ( 20/03/2015 ) mendadak saya dikejutkan kabar bahwa kali tempat bermain masa kecil itu dicemari limbah dalam katagori berat, air yang dulunya jernih berubah warna putih berbusa seperti salju, hal itu cukup lama berlangsung anatar pukul 15.30 sampai 18.30 berdasarkan pengamatan, selain busa putih di permukaan, air yang mengalir di dasar berwarna merah. Memang baru pertama terjadi selama bertahun-tahun saya akrab dengan sungai ini, menurutku ini bukan fenomena alam, sungai ini pasti tercemar limbah kimia, terbukti dengan banyaknya biota air yang mati.

WAJAH BARU KOTA TEMANGGUNG 2015




Bagi warga Temanggung yang merantau ke luar daerah akhir tahun 2015 ini pasti akan pangling kalau mudik kampung halaman, khususnya yang masuk melalui pintu timur Temanggung. Karena akan banyak perubahan yang terjadi, dimulai dari jalan raya Kranggan sejak 2014 pintu masuk kota ini telah dilebarkan, dari pertigaan Polsek sampai Pasar Pon kanan kiri jalan ditanami pohon Damar.
Wajah lain yang mewarani perubahan ini adalah dibangunnya tempat rekreasi baru di tepian kali Progo, tepatnya di bekas pasar sapi sekarang telah berubah menjadi sebuah taman publik yang mulai dikunjungi warga Temanggung untuk bersantai menikmati udara segar dengan view panorama Kali Progo.