Galeri Foto

Selasa, 07 April 2015

CERITA DARI PETILASAN ANGLINGDARMA, DESA BOJONEGORO, KEDU



Legenda Anglingdarma tentu sangat familier dengan kultur sosial masyarakat Jawa, Anglingdarma diyakini sebagai titisan Bathara Wisnu yang lahir dari Dyah Pramesti putri Prabu Jayabaya. Saat dewasa Anglingdarma membangun kerajaan Malawapati dan memboyong ibunya kerajaan barunya. Anglingdarma berpermaisuri Dewi Setyawati putri Resi Maniksutra, dan kakak Dewi Setyawati bernama Batikmadrim diangkat menjadi patihnya.
Suatu saat Anglingdarma harus melakukan lelana bratha karena mengingkari janji sehidup semati dengan istrinya, saat istrinya melakukan pati obong Anglingdarma urung mengikutinya. Dalam perjalanan berkelana meninggalkan istana Anglingdarma dikutuk oleh tiga putri siluman menjadi seekor belibis putih yang membawanya terbang ke Bojonegoro bertemu dengan Dewi Ambarwati putri Prabu Dharmawangsa, Dewi Ambarwati jatuh cinta kepada sang belibis putih karena bila malam hari berubah wujud menjadi pemuda tampan, hubungan asmara kedua insan itu menyebabkan sang putri hamil dan membuat Prabu Dharmawangsa murka, maka diutuslah seorang pertapa bernama Resi Yogiswara untuk mengalahkan belibis putih yang sakti. Belibis sakti akhirnya dikalahkan dan kembali berubah wujud menjadi Anglingdarma sedangkan Resi Yogiswara berubah wujud menjadi Batikmadrim yang memang akan menjemput Anglingdarma, karena masa hukuman lelana bratha sudah selesai.
Maka diboyonglah Dewi Ambarwati ke Malawapati untuk menjadi permaisuri. Begitulah cerita singkat tentang Prabu Anglingdarma, lalu korelasinya dengan tulisan dalam blog ini adalah bahwa di desa Bojonegoro Kecamatan Kedu Temanggung ada sebuah situs yang oleh masyarakat setempat dipercaya sebagai petilasan Prabu Anglingdarma.

Desa Bojonegoro berada di wilayah utara Kecamatan Kedu, di bawah kaki Gunung Jaran Desa Mergowati terdapat sebuah jalan menuju Bojonegoro, tak jauh dari jalan tersebut di tengah persawahan akan Nampak sebuah bangunan mushola yang bersebelahan dengan makam yang dibangun di atas petilasan Anglingdarma. Petilasan ini sudah dikenal masyarakat luas menjadi tempat ziarah, tidak sedikit orang dari luar kota sering datang ke tempat ini, bahkan menurut juru kunci yang rumahnya tak jauh dari lokasi, petilasan ini pernah dikunjungi oleh para petinggi negara seperti Megawati, SBY dan para pejabat tingg lainnya.

Setiap malam Rabu Kliwon di area petilasan ini selalu ramai dengan para peziarah yang melakukan mujahadah, karena begitu banyaknya yang hadir sampai ratusan orang hingga halaman petilasan ini tidak dapat menampung, tumpah sampai ke jalan desa.
“ Orang-orang yang datang berziarah ke tempat ini biasanya mempunyai berbagai macam hajat, ada yang memang rutin tiap malam Rabu Kliwon, ada juga yang sengaja datang untuk kepentingan tertentu, apa lagi menjelang Pemilu, Pilkada, atau Pilkades, mereka yang akan nyalon banyak yang kesini “ kata Juru Kunci petilasan.
Entah sejak kapan ritual di petilasan itu terjadi, menurut tokoh masyarakat setempat tidak ada yang tahu, yang jelas sejak jaman dulu semua itu sudah berlangsung, hanya belum marak seperti sekarang.
“ Yang penting mereka tidak dianjurkan untuk memuja-muja makam di petilasan itu, apalagi meminta kekayaan, kedudukan, jabatan dan sebagainya, itu hukumnya syirik, karena tempat memohon hanyalah kepada Allah “ kata Tokoh Masyarakat tersebut.
Di depan petilasan juga sudah ditulis sebuah maklumat kepada peziarah yang berbunyi: “ Maklumat – Kepada semua peziarah jangan terpengaruh dengan hiasan yang ada – Disini tempat untuk mujahadah, dzikir, dan berdo’a kepada Allah SWT – Berdo’a kepada selain Allah SWT hukumnya musyrik/ syirik “

“ Memang semua itu kembali kepada masing-masing orang yang datang, kami sudah mengingatkan sebelumnya, tapi kalau mereka melakukan sesuai keinginannya ya resiko tanggung sendiri “ tambahnya “ Banyak orang yang datang dan mengatakan terkabul hajatnya, bahkan bangunan yang megah di atas petilasan ini dibangun oleh mereka yang telah sukses itu, yah tak tahulah semua itu hanya Allah Yang Maha Tahu “.
Seperti yang tertulis pada sebuah papan di depan makam yang berbunyi: “ Paseban Agung Malowopati – Dibangun oleh Keluarga Besar Padepokan Panembahan ‘ Ki Bodo ‘ Sukorejo Kendal, Sabtu Kliwon 7-7-2007 – KH R Ng Abi Mansyur/ Ki Bodo – Sesepuh PP Ki Bodo “ dan sebuah silsilah Raja Malowopati juga tertulis, dimulai dari Prabu Kresnadipayana/ Kaki Abiyasa sampai yang terakhir Prabu Darmakusuma atau Prabu Anglingdarma yang juga dipercaya sebagai Syeh Sulaiman.
Masalahnya adalah pengakuan tentang petilasan atau makam Anglingdarma ini juga diklaim ada di daerah lain, di Bojonegoro Jawa Timur juga ada, begitu pula di Bojonegoro Kabupaten Pati di desa Baleadi terdapat “ Sumur Jalatunda “ peninggalan Nagaraja yang bersebelahan dengan makam Anglingdarma, dan tak jauh dari desa Baleadi tepatnya di desa Winong terdapat makam patih Batikmadrim. Nah ! mana yang benar, wallahu a’lamu bishowab, kebenaran tentu hanya pada Allah SWT tempat yang sebenar-benarnya kita memohon pertolongan.  

11 komentar:

  1. alhamdulillah sudah dibangun indah seperti ini ,,,,,

    BalasHapus
  2. desa malawat kec sukolilo kab pati. disana mungkin yg asli.

    BalasHapus
  3. Seorang supir tlaler karena kesiangan berhenti di warung Kopi di daerah mergowati kedu Temanggung, dan mengelukan kepada pemilik warung Kopi "Pak/Bu ketika saya berangkat jalan ini lebar tapi ketika saya pulang kok jalannya jadi sempit",...sang pemilik warung malah ganti bertanya "Baru sekarang saya melihat ada truk tlaler masuk di daerah ini",....jawab si supir "Saya habis nganter semen satu traler penuh ke proyek besar-besaran yang ngak jauh dari desa ini dan udah berulang kali, karyawan proyeknya juga banyak, itu mau di bangun untuk apa proyek itu Pak?".,.... si pemilik warung heran, kaget dan kebingungan, karena di daerah tersebut sama sekali tidak ada proyek dan di tempat yang di tunjukkan sang supir truk dari Semen gresik itu adalah Gunung Jaran.

    BalasHapus
  4. Seorang supir tlaler karena kesiangan berhenti di warung Kopi di daerah mergowati kedu Temanggung, dan mengelukan kepada pemilik warung Kopi "Pak/Bu ketika saya berangkat jalan ini lebar tapi ketika saya pulang kok jalannya jadi sempit",...sang pemilik warung malah ganti bertanya "Baru sekarang saya melihat ada truk tlaler masuk di daerah ini",....jawab si supir "Saya habis nganter semen satu traler penuh ke proyek besar-besaran yang ngak jauh dari desa ini dan udah berulang kali, karyawan proyeknya juga banyak, itu mau di bangun untuk apa proyek itu Pak?".,.... si pemilik warung heran, kaget dan kebingungan, karena di daerah tersebut sama sekali tidak ada proyek dan di tempat yang di tunjukkan sang supir truk dari Semen gresik itu adalah Gunung Jaran.

    BalasHapus
  5. dipati banyak peninggalan2 yang memperkuat bukti bahwa anglidarma ada dipati....dan akhir2 ini ditemukan candi2 hindu di utara sukolilo tepatnya di kec .kayen

    BalasHapus
  6. Bukannya Angling Darmo cerita fiktif...tidak ditemukan dalam sejarah..silsilahnya juga fiktif dari cerita wayang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba ke temanggung bro.main ke makamnya trs kmu bilang kalo angling dharma fiktif/tidak nyata.

      Hapus
    2. Waktu ada difilm kolosan ga ada yg berani nonton karna bisa hujan angin batu krikil

      Hapus
  7. Semua benar,baik yg di pati ataupun di temanggung. Semuanya punya kisah tersendiri

    BalasHapus
  8. Kabeh bener petilasan iku okeh,,,,kemran saya jalan2 di dieng pun ada,,,

    BalasHapus
  9. Nonton kolosal Angling darma didaerah deket mergowati gentengnya pada kaburrrr kanginan

    BalasHapus