Galeri Foto

Senin, 06 April 2015

SINAU KEDAULATAN BERSAMA CAK NUN DI ALUN-ALUN TEMANGGUNG (PART 1)

Jum'at (03/04/2015) hujan turun sepanjang petang hari tak menyurutkan warga Temanggung, lebih-lebih para petani tembakau hadir ke alun-alun kota Temanggung untuk melakukan mujahadah bersama, menyambut musim tanam tembakau 2015 ini. Emha Ainun Najib atau akrab dipanggil Cak Nun sang kyai mbeling yang juga budayawan itu rupanya menjadi magnet dalam acara bertajuk Mujahadah Bersama Sambil " Sinau Kedaulatan Bersama Cak Nun dan Kyai Kanjeng " yang diselenggarakan Pemkab. Temanggung bekerjasama dengan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung, malam itu Cak Nun dihadirkan bersama kelompok Kyai Kanjengnya.



Acara istimewa Jum'at malam dihadiri ribuan warga Temanggung, diawali dengan mujahadah bersama, memohon dengan khidmat kepada Sang Khalik agar panen tembakau tahun ini berjalan baik dan membawa manfaat bagi masyarakat Temanggung. Seperti diketahui bersama bahwa petani tembakau Temanggung saat ini sedang resah dengan regulasi pemerintah yang mendatangkan tembakau impor, satu hal yang membingungkan petani, padahal gunung Sumbing - Sindoro di wilayah Temanggung menghasilkan tembakau terbaik di dunia.
Seperti biasa, malam itu juga Cak Nun membuka dialog untuk membantu mengurai kegelisahan petani, Cak Nun memberikan pemahaman hal itu terjadi berkaitan dengan konteks persaingan industri global, dalam membuka wawasan petani itu Sabrang (Noe vokalis Letto) putra Cak Nun juga menyampaikan temuan terbaru melengkapi Cak Nun. Menurut Cak Nun tembakau tidaklah jelek, melainkan dijelek-jelekin dalam konteks kesehatan, fungsi ludah selama ini hanya dipakai untuk keperluan kuliner, mencoba rasa enak dan tidak enak, padahal ludah juga berfungsi untuk mengetahui kapan harus berhenti makan, atau sebaiknya tidak makan ini atau itu.
Seperti yang telah disebutkan bahwa thema acara malam itu adalah " Sinau Kedaulatan Bersama Cak Nun dan Kyai Kanjeng ", panitia penyelenggara Agus Setiawan memberikan ilustrasi tentang Cak Nun yang memiliki perhatian serius terhadap kedaulatan, baik kedaulatan negara, bangsa maupun individu. Ia berharap pemahaman kedaulatan masyarakat semakin kuat setelah itu, " Acara ini untuk belajar kedaulatan secara lebih luas dan mendalam, sekaligus bermujahadah menyambut musim tanam tembakau " Agus juga menambahkan, " Sektor budidaya tembakau yang menjadi sumber kehidupan warga Temanggung sedang disudutkan dengan isue-isue kesehatan yang diimpor dari luar. Peraturan yang dikeluarkan pemerintah semakin memberikan berbagai batasan bagi berkembangnya sektor budidaya tembakau ".
Usai pentas bersama Kyai Kanjeng Cak Nun memberikan tanggapan tentang gerakan radikal ISIS yang menurutnya adalah rekayasa dalam upaya untuk menguasai Timur Tengah.
" Semua itu rekayasa, ada yang membikin dan tidak mungkin gerakan itu menjadi 'mainstream', karena apa mungkin orang sedunia menjadi ISIS semua "
Cak Nun juga menuturkan bahwa yang mereka bunuh itu bukan orang kafir, tetapi yang mereka bunuh itu sesama orang Islam, " Gerakan itu merupakan program permanen memecah belah Timur Tengah atau memecah belah Islam supaya rapuh ", kalau sudah rapuh maka akan dikuasai tambang minyaknya seperti yang telah terjadi di Irak, " Suriah ini sulit diambil maka dibuatlah ISIS, jadi itu hanya orang merampok, sama dengan Indonesia hanya dirampok ". Begitulah Cak Nun, selalu dengan komentar dan statemen yang kontroversial.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar