Galeri Foto

Selasa, 21 April 2015

TAHUKAH ANDA BAHWA TANGGAL 22 APRIL ADALAH HARI BUMI ?



Hari ini, Rabu 22 April 2015 memang tidak banyak orang yang tahu kalau dunia tengah memperingati Hari Bumi. 
Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tanggal 22 April 1970, bertepatan pada musim semi di belahan bumi utara dan musim  gugur di belahan bumi selatan. Hari Bumi dirayakan setiap tahun secara internasional pada tanggal tersebut, Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang dihuni manusia dan berbagai mahluk hidup lain. Sebelumnya seorang aktivis perdamaian John Mc Connell juga pernah mencanangkan tradisi Hari Bumi di PBB pada tanggal 20 Maret 1969, hari dimana matahari tengah berada tepat di atas khatulistiwa, yang sering disebut March Equinox. Namun sekarang tercatat 175 negara merayakan pada 22 April, yang dikoordinasikan secara global oleh Earth Day Network.

Sebagai satu-satunya planet tempat tinggal kita, bumi telah semakin menua, sarat dengan segala beban, siapa sangka kalau bumi juga telah disalah fungsikan sebagai tempat pembuangan limbah manusia, tentu saja hal ini wajib kita sikapi sebagai sebuah permasalahan yang serius.
Sebuah study kasus, berapa banyak sampah rumah tangga yang dibuang setiap harinya oleh milyaran rumah tangga di dunia ? Untuk skala kecil seperti Ibukota Jakarta saja, jumlah sampah yang dibuang dalam sehari mampu membangun satu Candi Borobudur. Bagaimana jika sampah dari kota-kota di 33 propinsi di Indonesia dikumpulkan ? . Itu baru sampah rumah tangga belum lagi sampah industri, sungguh mengerikan !.
Permasalahannya, sampah-sampah ini tidak semuanya dapat diurai secara alami oleh alam. Dengan kata lain, sampah non organik membutuhkan waktu beratus-ratus tahun untuk terurai, bahkan beberapa diantaranya tidak dapat terurai dan justru akan mencemari air tanah degan zat-zat kimia berbahaya. Satu contoh kecil,  kemasan sterofoam yang belakangan ini marak digunakan membutuhkan waktu 500 tahun untuk terurai ?. Batu baterai yang kita buang tidak dapat terurai oleh tanah malah justru akan mencemari air tanah dengan zat timbal yang berbahaya bagi mahluk hidup dalam jangka panjang.
Esensi Hari Bumi pada dasarnya untuk mengajak manusia lebih bijak terhadap bumi dimana mereka berpijak. Kelangsungan hidup manusia bergantung pada kesantunan manusia terhadap alam. Jadi moment seperti ini adalah titik awal gerakan peduli bumi sebagai wujud kecintaan kita terhadap bumi dan lingkungan.
Kalau boleh mensitir hukum aksi reaksi Newton, to every action there is always opposed an equal reaction, Setiap aksi selalu ada reaksi dengan arah yang berlawanan dan jumlah yang sama besar. Subtansinya adalah ketika kita memberi aksi pada suatu benda maka pasti akan ada reaksi dengan besar yang sama dari benda tersebut. Sama halnya dengan alam, ketika kita memberikan aksi positif, dia juga akan memberikan reaksi yang positif yang mengarah kepada manusia. Ketika kita seenaknya mengotori lingkungan, tidak menghargai lingkungan, mengeksploitasi alam habis-habisan, sangatlah mungkin alam memberikan reaksi yang sama negatifnya dengan yang kita berikan. 
Langkah paling simple cinta kita terhadap bumi dapat dimulai dari perilaku kita setiap hari. Mulai dengan cara yang mudah melalui 3R: Recycle (mendaur ulang), Reduce (mengurangi penggunaan) dan Reuse (pemakaian kembali). Daur ulang sampah rumah tangga organik menjadi kompos sebagai pupuk untuk tanaman di halaman rumah, kurangi penggunaan listrik dengan menggunakan perangkat yang hemat energi, tidak berboros-boros menggunakan bahan bakar dari bumi, dan gunakan kembali plastik yang anda dapatkan usai berbelanja untuk memperpanjang usia pemakaian, Tidak ada kata terlambat untuk memulai perubahan ke arah yang lebih baik demi kelangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungan di muka bumi.
Dari sisi lain untuk memenuhi 60% kebutuhan energi dunia, telah menguras begitu banyak minyak, gas, batu bara dan bahan-bahan mineral. Belum lagi eksploitasi sumberdaya alam lainnya, pembalakan hutan tanpa kendali dan sejumlah aktifitas lain atas nama hajat hidup manusia dalam pemenuhan energi dan pangan, telah memberikan andil besar dalam kerusakan lingkungan sangat parah, penyebab perubahan iklim dan pemanasan global (climate change and global warning).
Bumi kita memang makin renta, masih belum terlambat untuk mencintai. Ubahlah gaya hidup dan perilaku kita, harus lebih hemat dan efisien dalam mengkonsumsi pangan dan energi sumberdaya alam, tidak berlebihan, yang tidak diperlukan (not need) tak perlu serakah (need not greed). Dalam satu kesimpulan, bijaksanalah memperlakukan bumi kita, perbaiki lingkungan (wise to the environment) dan tidak serakah dengan yang tidak kita perlukan dari bumi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar