Galeri Foto

Senin, 27 April 2015

ADIPURA KENCANA PRESTASI ATAU PRESTIGE


Adipura adalah penghargaan penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup bagi kota-kota di Indonesia yang dinilai berhasil dalam pengelolaan kebersihan dan lingkungan hidup. Dalam pemberiannya, Adipura dikategorikan dalam empat kategori yaitu kota metropolitan (berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa), kota besar (500.001-1.000.000 jiwa), kota sedang (100.001-500.000 jiwa), dan kota kecil (kurang dari 100.000 jiwa). Pengertian kota dalam penilaian Adipura bukanlah kota otonom, namun bisa juga bagian dari wilayah kabupaten yang memiliki karakteristik sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu.
Pada tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup telah melakukan evaluasi dengan meningkatkan nilai ambang (Passing Grade) di banding tahun sebelumnya. Akibatnya, jumlah penerima Adipura mengalami penurunan dibanding tahun 2013 silam. Harapannya dengan peningkatan itu, Adipura yang didapat benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Penghargaan Adipura ini diberikan kepada 101 kota di Indonesia. Ke-101 kota tersebut terbagi dalam dua tingkatan yaitu peraih Adipura Kencana, sebanyak 15 kota dan peraih Anugerah Adipura sebanyak 86 kota. Di samping itu jutga terdapat 32 kota dan kabupaten penerima Piagam Adipura dan Anugerah sarana dan Prasarana Kota Terbaik 2014. Diharapkan bagi kota-kota yang pernah meraih Adipura sebelumnya untuk dapat meningkatkan perstasinya dengan meraih Adipura Kencana pada tahun berikutnya.
Adipura Kencana adalah penghargaan Adipura tertinggi. Penghargaan ini diberikan kepada kota-kota yang yang melampaui batas pencapaian dari segi pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan tanah, perubahan iklim, sosial, ekonomi serta keanekaragaman hayati.

Memang awalnya baik Adipura maupun Adipura Kencana adalah prestasi, output dari sebuah kinerja bareng antara institusi pemerintah bersama peran serta masyarakat. Baik atau buruk pengelolaan sebuah kota indikator yang paling prestige adalah diperolehnya Trophy Adipura, syukur-syukur dapat meningkat menjadi Adipura Kencana.

Teorinya memang simple, namun implementasinya yang sulit, butuh sinergi luar biasa antara jajaran institusi pemerintah daerah dengan kelembagaan sampai tingkat paling bawah dalam masyarakat. Dimasa Orde Baru ketika mulai dicanangkannya Program Adiupura ini (1986), dengan gaya pemerintahan yang cenderung otoriter program ini berjalan dengan baik, setiap daerah dan masyarakatnya patuh mengikutinya, namun memasuki era reformasi (1998) program yang sudah baik ini bubar jalan, pengelolaan kebersihan dan lingkungan kembali lepas tanpa kendali. Atas nama demokrasi dan euforia kebebasan, masyarakat seolah-olah bebas berbuat sekehendak hatinya, walhasil pengelolaan lingkungan tidak lagi terurus. Banyak kota-kota yang pernah meraih Adipura merosot drastis prestasinya di bidang pengelolaan kebersihan dan lingkungan hidup. 
Pada tanggal 5 Juni 2002 program Adipura kembali dicanangkan di Denpasar Bali,  memberikan secercah harapan baru, para pimpinan daerah hasil pilihan langsung rakyat mulai bersemangat dengan memanfaatkan program Adipura sebagai alat mendapatkan prestige menyusul prestasi yang diraih, dan syah-syah saja bagaimanapun juga masyarakat juga diuntungkan dengan mendapatkan outcome lingkungan yang baik. Hanya masalahnya untuk memperoleh semua itu di saat sekarang menjadi lebih berat, pemerintah harus kerja keras menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memberdayakan swadaya masyarakat tidak lagi mudah, masyarakat sudah tidak terbiasa lagi dibawah tekanan (under presure) sebuah otoritas. 
Namun lambat laun agaknya rasa ketidaknyamanan akan lingkungan mulai dirasakan, masyarakat mulai jenuh dengan kesemrawutan kota, kekumuhan, dan segala ketidaktertiban lingkungan. Meskipun tidak seantusias masa lalu masyarakat berangsur bisa diajak kerjasama memperbaiki lingkungannya, dan tentu saja harus didorong dengan motivasi dan stimulan dana yang tidak sedikit. Pendek kata meraih Adipura apalagi Adipura Kencana bukan hal yang mudah, dan benar, Adipura Kencana bukan saja prestasi tapi juga prestige pimpinan daerah, sebagai indikator keberhasilan mengelola lingkungan dan mengatur warga masyarakatnya. Dan kenyataannya, banyak juga daerah yang berhasil. 

Kota Penerima Adipura Kencana Tahun 2014 
Tahun 2014,  sebanyak 15 kota menerima Adipura Kencana. Ke-15 kotatersebut terdiri atas  terdiri atas kota metropolitan, 2 kota besar, 6 kota sedang, dan 3 kota kecil. Adapun kota peraihnya untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
Kategori Kota Metropolitan: Surabaya, Tangerang, Palembang dan Malang
Kategori Kota Besar: Balikpapan
Kategori Kota Sedang: Madiun, Tulungagung, Probolinggo, Magelang, Jombang dan Kendari
Kategori Kota Kecil: Pati, Martapura, Lamongan dan Tuban

Kota Penerima Anugrah Adipura Tanhun 2014
Tingkatan penerima kedua adalah Anugerah Adipura. Sebanyak 86 kota meraih Adipura yang terdiri atas 2 kota metropolitan, 3 kota besar, 22 kota sedang, dan 59 kota kecil. Ke-85 kota tersebut adalah :
Kategori Kota Metropolitan: Semarang dan Medan
Kategori Kota Besar: Denpasar, Pekanbaru dan Manado
Kategori Kota Sedang: Jepara, Banyuwangi, Bontang, Sidoarjo, Lumajang, Pasuruan, Gresik, Lahat, Curup, Lubuk Linggau, Kediri, Bitung, Sukabumi, Bengkulu, Blitar, Jambi, Jayapura, Ternate, Banda Aceh, Cilacap, Ambon dan Purwokerto.
Kategori Kota Kecil: Badung, Temanggung, Penajam, Muara Enim, Nganjuk, Bojonegoro, Pinrang, Sampit, Benteng Kayu Agung, Pangkalan Bun, Purbalingga, Ngawi, Banjar, Amlapura, Sumenep, Sekayu, Turikale, Trenggalek, Pangkajene Rapang, Marisa, Caruban, Bengkalis, Boyolali, Wonosobo, Magetan, Pamekasan, Donggala, Sragen, Karanganyar, Sampang, Pangkajene, Kepanjen, Pacitan, Barabai, Bangkalan, Kraksaan, Mojosari, Sanana, Malili, Prabumulih, Kolaka, Martapura, Kepahiang, Pagar Alam, Pelaihari, Tenggarong, Biak, Pelabuhan Ratu, Arga Makmur, Lubuk Sikaping, Tanjung Balai, Fak-Fak, Sumber, Situbondo, Lasusua, Stabat, Bantaeng, dan Manokwari.



    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar