Sebuah embriyo mulai tumbuh
menjadi lembaga, ini patut diacungi jempol tanda salut. Ketika Badan Lingkungan
Hidup ( BLH ) berkolaborasi dengan Bidang Tata Kota Dinas Pekerjaan Umum ( DPU
) menawarkan program Bank Sampah, sebuah komunitas kecil yang disebut Kelompok
Swadaya Masyarakat Sadar Lingkungan di Perumahan Puri Kencana Temanggung
langsung bereaksi cepat, menyambut dengan antusias, merespon tawaran
tersebut dengan membentuk Bank Sampah dengan nama “ Kencana Asri “, menyusul
bank sampah “ Berkah Taper “ Perumahan Tawangsari yang telah lebih dahulu
terbentuk.
Dengan visi dan misi yang sangat
sederhana, tidak berlebihan, setelah memahami bahwa sampah telah menjadi
masalah serius dan membebani Pemerintah Daerah, Bank Sampah Kencana Asri ingin
memberikan andil dengan mengurangi sampah dari tingkat timbulan, alih-alih juga
dapat mendapatkan hasil provit dari sampah anorganik yang dikelolanya.
Pengelola bank sampah yang terdiri dari para ibu inipun mulai mengotak atik
potensi sampah yang akan dikelolanya, dari data warga penghuni perumahan yang
kurang lebih 300 KK dianalisis, didapatkan sebuah asumsi: apabila 300 KK ini
terdiri dari 4 jiwa didalamnya, maka diperoleh perhitungan volume sampah
sebagai berikut: 300 KK x 4 jiwa x 0,0025 M3 produksi sampah/ orang/hari = 3
M3/ hari. Bisa dibayangkan berapa produksi sampah sebulan, setahun, tentu sudah
menggunung di Tempat Pemrosesan Akhir ( TPA ).
Perlahan tapi pasti berjalanlah
kegiatan kominitas kecil ini, makin hari anggota yang menjadi nasabahpun
bertambah, sekarang telah tercatat 162 orang yang setia menabung sampah, dengan
jadwal pada Jum’at kedua dan keempat para nasabah datang membawa sampah
anorganik berupa, kertas, plastik dan logam yang langsung ditimbang dan dicatat
di buku tabungan dalam bentuk uang. Kiat pengurus bank sampah dalam menarik
nasabah barupun sederhana dengan mengadopsi slogan “ From Trash to Cash “ diterjemahkan
kepada warga “ Dari limbah menjadi berkah “, ternyata ampuh untuk merayu warga
untuk mau memilah sampah sebelum membuang residunya ke dalam tong sampah.
Dengan pengelolaan para ibu-ibu sukarelawan ini setidaknya dalam setahun telah
dapat mengurangi sampah yang masuk ke TPA sekitar 4,20 ton setahun.
Kegiatanpun tidak berhenti
disitu, dengan pembinaan dari BLH dan Bidang Tata Kota DPU mulailah
mengembangkan kreasi dan inovasi, dengan mendaur ulang limbah anorganik menjadi
aneka kerajinan, seperti tas dari kemasan/ bungkus palstik, bunga, piring dan
aneka macam, sementara sampah organik berupa dedaunan oleh beberapa warga
diolah menjadi kompos untuk mencukupi kebutuhan pupuk tanaman miliknya. Kegiatan
kreatif ini telah menarik perhatian Disperindagkop dan UMKM, dalam pameran UMKM
karya ibu-ibu ini laris manis terjual, bahkan dalam setiap kunjungan Tim
Penilai Adipura tak segan para anggota Tim memborong untuk cendera mata. Itulah
alasan kenapa perlu diberikannya apresiasi kepada para sukarelawan lingkungan
ini, para pengurus Bank Sampah “ Kencana Asri “ yang didirikan 10 Nopember 2012
lalu dikukuhkan dengan Keputusan Bupati Temanggung Nomor 660/08/2013. Sekarang
bank sampah telah menjadi trend baru di lingkungan perumahan, kata Edie
Poernomo, ST, MT dari DPU Bidang Tata Kota, “ Bank Sampah di Kabupaten
Temanggung telah berkembang hampir 100an unit tersebar di tiap lingkungan
“, tentu saja ini berkat sosialisasi yang tak mengenal lelah dari para petugas
dinas terkait, SALUT .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar