Masih sinau kedaulatan bersama Cak Nun dan Kyai Kanjeng dalam rangka menyambut musim tanam tembakau di alun-alun Temanggung lanjutan Jum'at (03/04/2015) malam kemarin. Hadir di hadapan ribuan warga Temanggung dalam acara tersebut para pejabat seperti yang terlihat di panggung Bupati Temanggung Bambang Sukarno, Wakil Bupati Irawan Prasetyadi, Dandim 0706 Temanggung Letkol Inf. Ganardyto Herry K, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya. Bersama bershalawat dengan iringan kelompok Kyai Kanjeng.
Malam itu Cak Nun memang bintang di atas panggung dengan multi perannya, selain memimpin nasyid bersama Kyai Kanjeng, ia juga memberi tausiyah, dan kuliah kedaulatan. Dalam kesempatan itu juga Cak Nun didaulat untuk membagikan benih tanaman tembakau kepada perwakilan petani Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Prahu, dilanjutkan memanjatkan do'a berharap musim tembakau tahun ini diberi kemudahan dengan hasil panen yang baik.
Agus Setyawan sekretaris APTI Kabupaten Temanggung menggagas acara ini bersama Pemkab. Temanggung berharap melalui ini masyarakat khususnya petani mendapatkan pemahaman tentang kedaulatan, korelasinya dengan regulasi impor tembakau luar negeri oleh pemerintah telah mengusik kedaulatan produksi pertanian dalam negeri. " Padahal dari tembakau petani, negara mendapat pemasukan besar, serta banyak orang menggantungkan hidup dari sektor ini, jadi sinau kedaulatan agar kita semua belajar kedaulatan secara utuh, sekaligus dalam acara ini kita bermujahadah menyambut musim tanam tembakau ".
Cak Nun banyak memberikan motivasi kepada para petani, bahwa tembakau diciptakan Allah itu ada manfaatnya, tentu Allah akan menjaganya, lalu akan disuburkan oleh malaikatNya, dan akan melaknat semua yang mengganggu petani tembakau. " Kalau sekarang ada regulasi tentang tembakau itu yang menentukan bukan pemerintah RI, pemerintah kita itu menjadi budak para kapitalis internasional " katanya.
Subakir, salah seorang petani tembakau asal desa Lamuk, Tlogomulyo menyampaikan curhatnya, bahwa pemerintah melalui regulasinya membatasi kadar nekotin tembakau, padahal tembakau Temanggung merupakan terbaik dan nomor satu di dunia dengan kadar nekotin tinggi.
" Nekotin itu kan yang membuat Gusti Allah, kok disuruh merendahkan ya sayapun nggak bisa, malah sekarang ada tembakau impor segala, lha buat apa tembakau lokal kan masih berlimpah. Lalu dibungkus rokok selalu dicantumkan tulisan menakuti, yakni merokok menyebabkan sakit jantung, impotensi, ini kan membenturkan dengan dunia kesehatan " tuturnya.
Menanggapi hal ini Cak Nun berkata bahwa semua itu rekayasa, sebab tembakau luar negeri tidak bisa menyamai tembakau Indonesia, sehingga karena motif persaingan bisnis itu mereka membuat berbagai dalih, mestinya kalau di bungkus rokok ditulisi peringatan, semua produk adilnya juga ditulisi peringatan.
" Nek ngono gula yo kudu ditulisi dapat mengakibatkan penyakit gula, terus knalpot yo ditulisi asap knalpot menyebabkan penyakit lebih parah dari asap rokok. Aslinya mereka tidak bisa menyaingi tembakau Indonesia lalu menjelek-jelekkan, ini soal kalah dagang " tandasnya.
Lucunya lagi minuman keras yang jelas berbahaya dan sudah menelan banyak korban meninggal tidak ditulisi peringatan, karena miras ini adalah produk kapitalis asing yang akan dipaksakan membanjiri Indonesia, sementara orang Indonesia lebih banyak bukan pecandu miras, hanya penggemar rokok kretek. Jadi terang kelihatan kan, kalau regulasi tentang tembakau ini adalah pesanan kapitalis luar negeri untuk melancarkan bisnis mereka. Kalau sudah begini dimana kedaulatan kita ?
Agus Setyawan sekretaris APTI Kabupaten Temanggung menggagas acara ini bersama Pemkab. Temanggung berharap melalui ini masyarakat khususnya petani mendapatkan pemahaman tentang kedaulatan, korelasinya dengan regulasi impor tembakau luar negeri oleh pemerintah telah mengusik kedaulatan produksi pertanian dalam negeri. " Padahal dari tembakau petani, negara mendapat pemasukan besar, serta banyak orang menggantungkan hidup dari sektor ini, jadi sinau kedaulatan agar kita semua belajar kedaulatan secara utuh, sekaligus dalam acara ini kita bermujahadah menyambut musim tanam tembakau ".
Cak Nun banyak memberikan motivasi kepada para petani, bahwa tembakau diciptakan Allah itu ada manfaatnya, tentu Allah akan menjaganya, lalu akan disuburkan oleh malaikatNya, dan akan melaknat semua yang mengganggu petani tembakau. " Kalau sekarang ada regulasi tentang tembakau itu yang menentukan bukan pemerintah RI, pemerintah kita itu menjadi budak para kapitalis internasional " katanya.
Subakir, salah seorang petani tembakau asal desa Lamuk, Tlogomulyo menyampaikan curhatnya, bahwa pemerintah melalui regulasinya membatasi kadar nekotin tembakau, padahal tembakau Temanggung merupakan terbaik dan nomor satu di dunia dengan kadar nekotin tinggi.
" Nekotin itu kan yang membuat Gusti Allah, kok disuruh merendahkan ya sayapun nggak bisa, malah sekarang ada tembakau impor segala, lha buat apa tembakau lokal kan masih berlimpah. Lalu dibungkus rokok selalu dicantumkan tulisan menakuti, yakni merokok menyebabkan sakit jantung, impotensi, ini kan membenturkan dengan dunia kesehatan " tuturnya.
Menanggapi hal ini Cak Nun berkata bahwa semua itu rekayasa, sebab tembakau luar negeri tidak bisa menyamai tembakau Indonesia, sehingga karena motif persaingan bisnis itu mereka membuat berbagai dalih, mestinya kalau di bungkus rokok ditulisi peringatan, semua produk adilnya juga ditulisi peringatan.
" Nek ngono gula yo kudu ditulisi dapat mengakibatkan penyakit gula, terus knalpot yo ditulisi asap knalpot menyebabkan penyakit lebih parah dari asap rokok. Aslinya mereka tidak bisa menyaingi tembakau Indonesia lalu menjelek-jelekkan, ini soal kalah dagang " tandasnya.
Lucunya lagi minuman keras yang jelas berbahaya dan sudah menelan banyak korban meninggal tidak ditulisi peringatan, karena miras ini adalah produk kapitalis asing yang akan dipaksakan membanjiri Indonesia, sementara orang Indonesia lebih banyak bukan pecandu miras, hanya penggemar rokok kretek. Jadi terang kelihatan kan, kalau regulasi tentang tembakau ini adalah pesanan kapitalis luar negeri untuk melancarkan bisnis mereka. Kalau sudah begini dimana kedaulatan kita ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar